Sunday, January 13, 2002

Jamur di Organ Intim Wanita


informasitips.com – Siapa yang suka garuk-garuk daerah Vnya? Bakteri, virus, protozoa, jamur dan kutu adalah si biang kerok gatal di daerah intim anda. Tulisan ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul keputihan. Di sini adalah tempat pembahasan mengenai si jamur biang keputihan.

Di Amerika, hampir 75% wanita pernah mengalami setidaknya 1 kali infeksi jamur vagina. Berapa prosentasinya di Indonesia? Sayangnya saya belum menemukan data tersebut. Namun, dengan angka 75% artinya wanita memang rentan dengan infeksi jamur yang bernama Candida ini. Jamur memang bandel, infeksinya bisa akut/sebentar, kronik/lama dengan jeda waktu, persisten/terus-menerus tanpa jeda, atau rekuren/berulang setelah pengobatan. Jika infeksinya berlangsung lama, akan memberikan kesempatan si jamur untuk nomaden, tidak hanya di vulva atau bagian luar vagina, ia juga akan menempati lorong vagina, leher rahim sampai ke atas yaitu saluran indung telur. Tidak heran, jika ada wanita yang mandul karena infeksi jamur.

Jamur ini hidup di kulit dan mukosa vagina. Dalam keadaan lingkungan vagina yang sehat, jamur ini tidak dapat menyebabkan infeksi, karena keseimbangan yang diciptakan oleh cairan vagina dan
adanya bakteri baik Lactobacillus. Bila terdapat faktor-faktor yang menguntungkan jamur, (misalnya kehamilan, kurangnya kebersihan, alergi, penggunaan antibiotik jangka panjang, kontrasepsi oral maupun spiral, diabetes dan stress) maka perkembangbiakan jamur sangat mungkin menyebabkan infeksi. Pada kehamilan dan kontrasepsi oral, dihasilkan hormon estrogen yang banyak, ini memicu peningkatan produksi gula di mukosa vagina. Gula adalah nurtisi yang baik untuk jamur.

Kurang tepat jika infeksi Candida merupakan akibat penularan secara seksual, karena jamur ini adalah bagian dari flora normal vagina. Jadi bukan artis porno saja yg bisa terinfeksi jamur, anda yang wanita baik-baik juga bisa. Pada pria, Candida hidup di kulit yang menutupi kepala penis (kulup) dan dapat menyebabkan balanitis atau radang kepala penis (glans penis). Namun sesuai tema, kita hanya membahas masalah wanita.

Gejala
Pada tahap awal infeksi, rasa gatal dan panas/terbakar di vagina merupakan gejala utama. Biasanya gejala tersebut dirasakan terutama setelah buang air kecil dan senggama. Bila infeksi berlanjut, timbul rasa sakit saat senggama, selaput vagina menjadi merah dan bengkak. Ruam/kemerahan juga bisa menjalar ke pangkal paha dan kulit sekitar anus. Bercak-bercak putih yang melekat pada bibir vagina dan cairan vagina yg putih dan kental juga ikut keluar.

Pada kasus yang persisten, tampak guratan-guratan penebalan kulit akibat garukan, gatal, nyeri, rasa terbakar dan iritasi sangat jelas. Biasanya gejala yang berat ditemukan pada pasien lansia, obesitas dan diabetes melitus.

Cegah yuk! Bagaimana cara mencegahnya?

    * Bersihkan vagina cukup dengan air yang bersih
    * Basuh vagina dari depan ke belakang
    * Keringkan dengan handuk atau tisu tanpa pewangi setelah membasuh vagina
    * Pilih celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Kain berbahan sintetik, menyebabkan lingkungan terlalu lembab, dan ini baik menguntungkan si jamur
    * Bila anda dalam pengobatan karena infeksi jamur, sebaiknya cucilah celana dalam, baju tidur dan handuk dengan air bersuhu 90 derajat celcius
    * Bagi penderita diabetes melitus, kontrollah gula darah anda sehingga stabil ke dokter

Penyebab, gejala dan pencegahan sudah dipaparkan dengan bahasa yang mudah, semoga bermanfaat untuk anda. Penyebab keputihan lainnya akan saya bahas pada kesempatan berikutnya.

Salam 
dr. Vetta Fegitalasky

——————————–
Referensi:
• http://emedicine.medscape.com/article/270872-overview#aw2aab6b4
• http://www.apotheken-umschau.de/scheidenpilz-balanitis

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com